Sabtu, 19 April 2014

perkembangan anak dalam belajar



Konsentrasi dan Memori yang Baik


Apakah si kecil ingat di mana ia menaruh mainannya? Ketika ia membaca, apakah ada baris kalimat yang terlewat? Tahukah Ibu bahwa konsentrasi, memori, dan problem solving yang optimal merupakan dasar untuk mendukung prestasi belajarnya?


KONSENTRASI DAN MEMORI ADALAH PRASYARAT UNTUK BELAJAR


Belajar membutuhkan konsentrasi dan memori. Agar dapat menyerap informasi, pertama-tama si kecil perlu menaruh perhatian (atensi) pada hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Setelah itu, ia perlu belajar memfokuskanperhatiannyauntuk beberapa saat, agar ia dapat mulai berkonsentrasi.


Misalnya, ia belajar untuk menaruh satu balok di atas yang lainnya. Awalnya ia mengamati bagaimana ibu atau kakaknya melakukannya. Perilaku mengamati ini membutuhkan konsentrasi untuk dapat mengetahui detil-detil dari perilaku yang diamatinya, sehingga di lain waktu ia dapat melakukan perilaku yang dicontohkan.








Memori adalah “catatan” yang tertinggal dalam proses belajar. Dengan menyimpan serta mengeluarkan informasi dengan baik, maka si kecil dapat memilki kemampuan memecahkan masalah. Keterkaitan antara konsentrasi, memori, proses belajar dan memecahkan masalah dapat digambarkan sebagai berikut:






Ketika si kecil ingin berkenalan dengan teman sebayanya, maka ia akan mulai berpikir: bagaimana cara memulai pembicaraan dengannya. Ia teringat satu adegan film kartun kesayangannya dan ia mencoba menerapkannya. Ia mendekati teman sebayanya sambil membawa mainan. Kemudian setelah ia berjarak dekat dengan anak tersebut, ia menjatuhkan mainannya dan mengatakan, “Aduh, jatuh”. Anak sebaya yang ada di dekatnya mengambilkan boneka yang jatuh. Dari situ mulailah satu pembicaraan, dan mereka mulai berkenalan dan dapat bermain bersama.


Dari contoh di atas, jelas bahwa si kecil belajar dari apa yang ia pernah amati sebelumnya, yaitu adegan film kartun yang pernah ia lihat. Pemecahan masalah yang dilakukan tampaknya sederhana, namun sebenarnya melibatkan daya ingat si kecil.






TIPS UNTUK MENGEMBANGKAN KONSENTRASI DAN MEMORI SI KECIL


Beberapa kegiatan dan permainan sederhana yang telah terbukti dapat meningkatkan konsentrasi ingatan anak:

0-6 bulan:


· Pasangkan lagu yang menenangkan, dan belailah si kecil secara perlahan.


· Sediakan waktu tenang, jangan ada suara gaduh (misal: radio, televisi).


· Biarkan anda dan bayi menikmati suasana tenang berdua saja, dengan tidak melakukan apapun. Misalnya, hanya duduk berdua menikmati pemandangan, atau taman di depan anda. Ceritakan pada si kecil secara perlahan mengenai apa yang dapat dilihat di depan. Hal ini akan mengembangkan kemampuan si kecil untuk mengenali obyek-obyek yang ada di sekelilingnya dan kemudian mengingatnya. Bacakan buku cerita, bacakan puisi atau cerita yang bersajak.

6-12 bulan:


· Ketika si kecil terlihat ingin sendiri, jangan diganggu. Biarkan sejenak ia menikmati kesendiriannya.


· Apabila ia bermain dengan jari-jarinya, biarkan saja. Memang kadang-kadang bayi membutuhkan waktu untuk melakukan hal tersebut.


· Kalau bayi ‘mengoceh’, biarkan dia melakukannya. Ada kalanya ia suka melakukannya sendiri tanpa ada yang ikutan menemaninya ‘mengoceh’.


· Teruskan kegiatan membaca bersama si kecil, atau mendengarkan lagu-lagu yang menenangkan.

1-2 tahun:


· Sediakan permainan sederhana seperti gelas plastik, dengan air dalam baskom, sehingga anak belajar menuang, memindahkan air dari satu gelas ke gelas lain.


· Mulai perkenalkan permainan dengan plastisin atau playdough. Selain itu juga bermain dengan balok-balok untuk membangun bentuk-bentuk tertentu. Tapi anda jangan membuatkan untuknya. Biarkan dia membuat untuk dirinya sendiri. Yang menjadi tujuan di sini adalah, anak asyik dan belajar untuk menyelesaikan aktivitas yang telah dimulainya.


· Apabila anak baru mampu berkonsentrasi untuk beberapa menit, biarkan saja. Jangan paksa anak. Ingat, berkonsentrasi perlu latihan. Lama kelamaan rentang konsentrasinya akan meningkat dengan bertambahnya usia dan latihan.

2 tahun ke atas:


Pada usia ini sebaiknya kita memberikan kegiatan dari yang mudah ke yang sukar. Derajat kesulitan tugas akan mempengaruhi motivasi anak dalam mengerjakan aktivitas tersebut.
· Tetap bacakan buku! Setelah kita bacakan, minta si kecil untuk menceritakan kembali.


· The Memory Game: Mulailah dari 10 kartu, kemudian 12, 14, 16 kartu, dan seterusnya.Dengan permainan memasangkan/menjodohkan atau matching game ini anak akan dilatih dalam konsentrasi dan ingatan.


· Menyambung titik-titik (Dot to dot): Mulailah dari 10 titik, kemudian 20 titik, dan seterusnya)


· Puzzles: Mulailah dari 9 potong, 16 potong, 24 potong dan seterusnya


· Permainan meja seperti ular tangga, monopoli, ludo dan halma dapat diperkenalkan pada anak.


· Permainan aktif di lapangan seperti menangkap melempar bola, kegiatan melompat sesuai dengan contoh yang kita tunjukkan, dapat menjadi alternatif.

8 HAL-HAL YANG JANGAN SAMPAI TERLUPAKAN



1. Lakukan kegiatan dalam jangka waktu yang sesuai dengan rentang konsentrasi anak


2. Variasikan kegiatan dari yang menggunakan kemampuan berpikir dengan yang bersifat fisik.


3. Biasakan untuk memanggil namanya dan memintanya untuk melakukan kontak mata dengan kita ketika melakukan aktivitas


4. Hindarkan hal-hal yang akan mengganggu konsentrasinya


5. Biasakan memberikan instruksi satu demi satu dan tidak sekaligus


6. Berikan pujian atau reward apabila ia berhasil.


7. Tidur siang atau tidur malam merupakan hal yang penting bagi anak. Konsentrasi dapat memburuk apabila anak kurang tidur. Ia akan uring-uringan dan marah-marah.


8. Nutrisi juga merupakan hal yang esensial bagi perkembangan ingatan anak. Dengan memberikan nutrisi dan stimulasi yang tepat, Ibu dapat mendukung perkembangan konsentrasi, memori untuk prestasi belajar si kecil.
Mengoptimalkan Perkembangan Otak Si Kecil?

Sebagai orang tua, kita tentu ingin si kecil tumbuh menjadi anak yang cerdas dan tumbuh secara optimal. Kesuksesan masa depannya juga dipengaruhi apa yang Ibu berikan pada saat golden period-nya.






Apakah golden period itu?


Golden period dimulai saat trimester kehamilan hingga si kecil berusia 2 tahun. Masa ini adalah masa di mana otak si kecil mengalami perkembangan yang luar biasa cepat. Saat mencapai usia 2 tahun, berat otak si kecil telah mencapai 75% berat otak dewasa dan pertumbuhan otaknya telah mencapai 90%. Perkembangan pesat ini terjadi sangat singkat dan sekali seumur hidupnya, karena itu disebut golden period.








Pesatnya Perkembangan Otak Si Kecil selama "golden period"


Dalam golden period ini, terjalin koneksi antar sel-sel saraf otak (proses sinaptogenesis). Saat satu sel saraf otak dengan sel saraf otak lainnya berkomunikasi, terjadi proses penangkapan pesan (neurotransmitter) dari sel saraf otak yang satu ke sel saraf otak yang lain. Komunikasi yang efektif antar sel saraf otak adalah saat otak dapat mengolah rangsangan yang diterima dan menyimpannya sebagai informasi. Semakin banyak komunikasi efektif yang terjadi, semakin baik perkembangan pembelajaran (learning) dan daya ingat (memori) si kecil.

Bagaimana Ibu dapat mengoptimalkan perkembangan belajar si kecil?


· Berikan nutrisi yang tepat untuk mendukung terjadinya komunikasi efektif antar sel-sel saraf otak.


· Berikan sebanyak mungkin stimulasi yang tepat pada si kecil. Semakin banyak stimulasi yang diterima si kecil, semakin banyak komunikasi yang terjadi antar sel-sel saraf otak.

“Salah satu nutrisi yang terpenting dalam proses ini adalah DHA atau doxosahexaenoic acid. DHA berperan untuk menjaga neurotransmitter (pesan) agar pesan tersampaikan dengan sempurna dari sel saraf otak satu ke sel saraf otak lainnya”.

DHA terdapat dalam kadar tinggi di membran-membran sel otak dan mata. Tubuh dapat mensintesa DHA, dari asam alfa-linolenat (ALA), tapi proses ini dapat menjadi kurang efisien. Makanan kaya DHA seperti ikan salmon, mackerel, ikan sardine juga tidak umum dikonsumsi dan kurang disukai anak-anak pada masa pertumbuhan. Oleh karena itu, Ibu perlu memastikan nutrisi yang dikonsumsi si kecil mengandung DHA dalam kadar yang cukup agar kebutuhannya akan DHA tercukupi.

Bagaimana DHA mendukung kemajuan belajar si kecil?

Para peneliti membuktikan bahwa pemberian DHA yang seimbang dan tepat, dengan kadar yang tepat pada periode tertentu dapat memberikan manfaat besar bagi tumbuh kembang si kecil.

Terdapat 6 studi klinis yang membuktikan bahwa pemberian nutrisi dengan kadar DHA 17 mg /100 kkal dan ARA 34 mg/100 kkal dapat mendukung perkembangan otak dan daya tahan tubuh si Kecil, sebagai berikut :

· Memiliki kemampuan memecahkan masalah yang lebih baik pada usia 9 bulan (studi oleh Drover, 2009). Hal ini juga terkait dengan kemampuannya dalam merencanakan, mengingat, dan fokus.

· Memiliki ketajaman penglihatan yang lebih baik pada usia 12 bulan (studi oleh Morale, 2005). Studi ini mengevaluasi perkembangan sistem visual (retina dan otak si kecil)

· Memiliki skor indeks perkembangan mental (Mental Development Index) lebih tinggi 7 poin di usia 18 bulan (studi oleh Birch, 2000). MDI adalah skor yang mengindikasi kemampuan si kecil dalam mengingat (memori), memecahkan masalah, membedakan dan mengelompokkan, berbicara dan berbahasa, serta kemampuan sosial.

· Memiliki kemampuan berbahasa (skor verbal IQ) lebih tinggi 6 poin pada usia 4 tahun (studi oleh Birch, 2007). Skor verbal IQ si kecil mengindikasikan kemampuannya dalam memahami informasi serta kemampuan aritmetika dan kosa kata


· Memiliki sistem pernapasan lebih baik pada 1 tahun pertama usianya (studi oleh Pastor, 2006)


· Memiliki kesehatan saluran pernapasan yang lebih baik di 3 tahun pertama usianya (studi oleh Birch, 2010)

Kita telah mengetahui bahwa golden period berlangsung singkat dan hanya terjadi sekali seumur hidup. Jadi, jangan lewatkan kesempatan ini untuk memberikan nutrisi dan stimulasi yang terbaik bagi si kecil, dan buatlah kemajuan belajarnya lebih mengagumkan!


di bawah ini adalah grafik pada fase bayi, anak-anak, tamyiz, amrad, dan taklif
















Referensi:


1. McCann JC, Ames BN. Is docosahexaenoic acid, an n_3 long-chain polyunsaturated fattyacid, required for development of normal brain function? Am J Clin Nutr 2005;82:281–95. 2.


2. Pastor N et al. Infants fed docosahexaenoic acid- and arachidonic acid-supplemented formula have decreased incidence of bronchiolitis/bronchitis the first year of life. Clin Pediatr (Phila). 2006;45(9):850-5.


3. Birch EE et al. The impact of early nutrition on incidence of allergic manifestations and common respiratory illnesses in children. J Pediatr. 2010;156(6):902-6


4. Morale. Duration of long-chain polyunsaturated fatty acids availability in the diet and visual acuity. Early Hum Dev. 2005;81(2):197-203


5. Birch EE. A randomized controlled trial of early dietary supply of long-chain polysaturated fatty acids and mental development in term infants. Dev Med & Child Neurolog 2000; 42:174-81


6. Birch EE. Visual acuity and cognitive outcomes at 4 years of age in a double-blind, randomized trial of long-chain polysaturated fatty acid-supplemented infant formula. Early Human Dev. 2007;83, 279-84.


7. Drover. Tree Randomized Controlled Trials of Early Long-Chain polysaturated Fatty Acid Supplementation on Means-End Problem Solving in Nine-Month Olds. Child Dev 2009; 80(5): 1376-1384.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar