Jumat, 27 Juni 2014

BEHAVIORISM


BEHAVIORISM

LATAR BELAKANG
Behaviorisme merupakan aliran psikologi ilmiah yang dominan di Amerika Utara selama hampir setengah abad, pada dekade 1960-an. Kenapa di sebut psikologi ilmiah karena aliran ini memilih berpegang teguh pada hal yang dapat diobservasi dan diukur secara langsung dalam suatu tindakan maupun peristiwa yang muncul dalam lingkungan tertentu.
Adanya observasi dan pengukuran secara langsung dalam teori behaviorism membuat saya tertarik membuat tugas untuk ujian akhir semester psikologi pendidikan saya dengan judul behaviorism, dan saya mengambil teori behaviorism yang di kemukakan oleh tokoh psikologi terkenal yaitu John Broadus Watson, karena teori behaviorism yang dikemukakan oleh Watson sejalan dengan jurusan perkuliahan yang saya ambil yaitu pendidikan fisika. Seperti yang kita ketahui bahwa fisika adalah ilmu ilmiah yang di dalamnya terdapat  banyak observasi dan pengukuran secara langsung sama seperti Watson yang melakukan beberapa observasi dan pengukuran langsung, sehingga menurut saya teori behaviorism sangat tepat digunakan dalam proses belajar dalam pelajaran Fisika.
Apalagi dikehidupan sekarang kita harus mengetahui psikologi seseorang tanpa harus mengira-ngira atau menduga-duga, dengan adanya behaviorism tindakan observasi dan pengukuran langsung kita tidak perlu mengira-ngira psikologi seseorang.
Menurut saya hasil observasi dan pengukuran secara langsung juga memiliki tingkat kebenarannya 95% jika tidak adanya kesalahan dalam pengobservasian.



TUJUAN PENULISAN 
Kognitif                       :
Pembaca mampu menyimpulkan teori tentang behaviorism (C5)

Afektif                        :
Pembaca mampu membuktikan teori tentang bahaviorism (A5)

Psikomotorik               :
Pembaca mampu mengidentifikasikan teori tentang behaviorism (P5)

TEORI
          a. Pengertian
Teori behaviorisme adalah ilmu pengetahuan tentang tingkah laku. Sasaran behaviorisme ialah mampu meramalkan reaksi, dari satu pengenalan mengenai kondisi perangsang. Dan sebaliknya juga mengenali reaksi, agar bisa meramalkan kondisi perangsang yang mendahuluinya.
      b. Biodata Tokoh
Tokoh yang mengeluarkan teori tentang behaviorism adalah WATSON (JOHN BROADUS WATSON). Watson lahir di greenville pada tanggal 9 Januari pada tahun 1978 dan meninggal pada tanggal 25 September 1958 di New York City. Ayahnya bernama Pickens Watson dan ibunya berna Emma. Watson adalah anak keempat dari enam bersaudara. Watson pernah bersekolah di UNIVERSITAS FURMAN, kemudian UNIVERSITAS CHICAGO dan mendapat gelar MA. Watson adalah seorang tokoh behaviorism murni.

                                                  

Personalityintanmadulara.wordpress.com




     c. Pokok-Pokok Teorinya
Teori belajar behaviorism watson mendefinisikan bahwa proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati dan dapat diukur.
Pokok-pokok teori dalam behaviorism watson memiliki metode tersendiri dan memiliki 4 metode yaitu :
1.      Observasi
2.      Metode refleks
3.      Metode laporan lisan/verbal
4.      Metode testing
 
ANALISIS TEORI
Dari teori behaviorism bila di masukan dalam sistem belajar maka teori ini menjawab tentang proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat di amati dan dapat diukur. Jadi walaupun dalam proses belajar seseorang mengalami perubahan mental maka itu tidak berpengaruh karna mental seseorang tidak dapat diukur dan diamati. Dari penjabaran di atas bisa kita kategorikan sebagai metode observasi yang ada dicatatan watson.
Dalam teori behaviorism lebih menaruh perhatian pada peranan penghargaan (reward) maupun hukuman (punishment)dalam mempertahankan atau mengurangi kecenderungan munculnya perilaku tertentu.
Pengukuran yang didapat dalam teori bahaviorism lebih kepada hal-hal yang dapat diukur, contohnya seorang anak yang mendapatkan nilai matematikanya di bawah 50 dengan seorang anak yang mendapat nilai 100 kemampuannya dapat diukur dari nilai yang didapat seorang anak tesebut.
Penjelasan mengenai metode yang di pakai oleh watson dala teori behaviorism:
1.      Observasi, Watson menggunakan metode ini untuk melakukan sebuah pengamatan yang di lakukan dengan sengaja (melakukan tanggung jawab ilmiah) dan sistematis (merupakan ciri kerja ilmiah) terhadap aktivitas orang lain.
2.      Metode refleks, Watson menggunakan metode ini untuk melihat perubahan tingkah laku yang dilakukan oleh seseorang yang diamatinya. 
3.      Metode laporan verbal, Watson menggunakan metode ini untuk melihat perubahan bahasa yang dialami oleh seseorang yang diamatinya
4.      Metode testing, watson menggunakan metode ini untuk mengukur perubahan tingkah
laku yang dilakukan oleh seseorang yang diamatinya.


KREATIVITAS DAN INOVASI
 

Gambar yang menunjukkan teori behaviorism

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYUFRYa-GlrWIOxJMbx5pZ1-v8LMASxPvTndF1yr3OPyLIK15MfUR2AJw4Uf0EmqhzirrvyLZxU43WwuYtDHT3VLI79LixtihyUWjUhVsjJiIY7mB-Kl8MDRBlDey4lRpCzljmcXZk4A2q/s1600/behaviorism.jpg

Penjelasan gambar : dari gambar di atas yang menggambarkan belajar dengan teori behaviorism yang dapat di ukur, bisa dilihat dari penghitungan 3+3 = 11 ini adalah perhitungan yang salah setelah menggunakan teori behaviorisme anak ini memiliki sikap semangat sehingga sikap itu membuat perubahan dari diri anak itu yang bisa di ukur yaitu setelah di uji kembali dengan soal yang sama yaitu 3+3 jawaban anak ini menjadi benar yaitu 6 bukan 11. 

Ayat Al-Qur’an Tentang Behaviorism Watson
 
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (2) الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (3) أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَهُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ (4)

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, bergetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Rabbnya mereka bertawakkal. (Yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebahagian dari Rizki yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Rabbnya dan ampunan serta rizki (nikmat) yang mulia”. (Al-Anfal,8:2-4).

Maksud ayat di atas jika kita lihat dengan teori behaviorism adanya suatu hal yang dapat diukur seperti pengukuran iman seseorang bertambah, jika seseorang itu mendengar nama Allah maka hati mereka bergetar dan jika ayat-ayat Allah di bacakan maka hati mereka pun juga bergetar. Dan sikap atau prilaku yang dapat diukur dalam ayat di atas seperti sholat dan memberikan sebahagian rizkinya. 

Skema tentang teori Behaviorism
http://sriwasono.wordpress.com
Dari skema yang di dapat dalam Teori Belajar Behaviorism di contohkan kepada anjing, dimana anjing tersebut memiliki sebuah respon ketika adanya stimulus, stimulus yang dimaksud adalah makanannya, dan ketika sebuah anjing dilatih oleh seorang pelatihnya menggunakan bel, maka jika tidak ada stimulus yang sering dilakukan anjing tersebut. tidak akan adanya respon yang terjadi kepada anjing tersebut, berbeda jika anjing tersebut diberikan stimulus dengan penambahan bel maka akan terjadinya sebuah respon terhadap anjing tersebut, dan jika anjing tersebut terus dilatih seperti itu maka ketika anjing tersebut mendengar bunyi bel maka anjing tersebut akan melakukan respon yang anjing tersebut kira bahwa bunyi bel adalah tanda ada makanan.

DAFTAR PUSTAKA 
Wade, Carole.2008.Psikologi Edisi Kesembilan Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Naisaban, Ladislaus. 2004.Para Psikologi Terkemuka Dunia.Grasindo
Wade, Carole.2009.Psikologi Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta: Erlangga 
S. Hall, Calvin.2006.Psikologi Kepribadian 3 Teori-Teori Sifat dan Behavioristik.Kanisius
E. Slavin, Robert.2009.Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Edisi 8 Jilid 2.Indeks
belajarpsikologi.com/teori-belajar-behaviorisme/


Pengaplikasian teori Behaviorm ke dalam RPP 

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran             : Fisika
Kelas/Semester            : X/Dua           
Peminatan                    : IPA
Materi Pokok               : Pengukuran Besaran Fisika
Alokasi Waktu             : 2 x 3 JP

A. Kompetensi Inti (KI)
KI.1 : Menyajikan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai dengan ranah keilmuan.
KI 2 : Menunjukan ranah kongkret terkait dengan pengukuran besaran fisika.
KI3  : Menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu fisika dengan materi pengukuran besaran fisika.
KI 4 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,  gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dalam pembelajaran pengukuran besaran fisika.

B. Kompetensi Dasar
1.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisika dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat untuk  pengukuran.
3.1  Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian, dan aturan angka penting)
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mengamati, menanyakan, eksperimen, mengasosiasi, mengomunikasikan, peserta didik dapat:

Indikator dalam Afektif (Sikap)
1.(A3)  Menunjukkan sikap kejujuran, ketelitian, disiplin, dan tanggung jawab terhadap penggunaan alat
2.(A3)  Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai hasil pengukuran yang didapat
3.(A3) Menunjukkan sikap ilmiah pada saat melaksanakan pengukuran
4.(A3) Menunjukan sikap positif (individu dan sosial) dalam melakukan pengukuran
 
Indikator dalam Kognitif (Pengetahuan)
1.(C2)  Menentukan ketelitian alat ukur (mistar, jangka sorong, mikrometer, neraca pegas dan neraca lengan)
2.(C2)  Menentukan variabel bebas, terikat, dan terkontrol dalam pengukuran
3.(C2)  Menjelaskan langkah metode ilmiah dalam fisika
4.(C2)  Menyebutkan cara pengukuran yang baik dalam melakukan pengukuran

Indikator dalam Psikomotorik (Keterampilan)
1.(P4)   Menggunakan mistar, jangka sorong, mikrometer, neraca pegas dan neraca lengan
2.(P3)   mengerjakan hasil pengolahan data pengukuran
3.(P3)   Membuat laporan tertulis hasil pengukuran
3.(P3)   Memperlihatkan hasil pengukuran


D. Materi Pembelajaran
Fakta
  • Contoh-contoh alat ukur
  • Faktor-faktor kesalahan pada pengukuran
  • Sumber-sumber yang digunakan dalam pengukuran
Konsep
  • Variabel dalam pengukuran
  • Ketepatan dan ketelitian dalam pengukuran
  •  Angka penting yang didapat dalam pengukuran
Prinsip
  • Menentukan ketelitian dalam pengukuran
  • Menghitung kesalahan relativ
  • Menyimpulkan hasil pengukuran
Prosedur
  • Langkah kerja ilmiah
  • Penyajian dan pengolahan data
  • Percobaan pengukuran masa jenis kerikil

E. Metode Pembelajaran
  • Demonstrasi
  • Eksperimen
  • Diskusi kelompok
  • Tanya jawab

F. Media, Alat dan Sumber Belajar
  • Media              : Media cetak atau media elektronik seperti internet
  • Alat                 : Mistar, jangka sorong, mikrometer, neraca pegas dan neraca lengan
  • Sumber Belajar : Buku Fisika SMA Semester 2



G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Rincian Kegiatan
Waktu
Pendahuluan
  •  Memberitahukan kepada peserta didik Kompetensi Dasar dalam pembelajaran Besaran pengukuran dalam Fisika
  • Tujuan Pembelajaran yang harus dicapai oleh peserta didik
  • Materi pembelajaran yang akan di dapat peserta didik
  • Metode pembelajaran yang peserta didik akan dapatkan
  • Media, alat, dan sumber belajar untuk peserta didik
  • Menjelaskan tentang Besaran Pengukuran Fisika






15 menit
Kegiatan Inti
Mengamati
  • Peserta didik menyimak penjelasan dari guru tentang materi Besaran Pengukuran Fisika
  • Peserta didik menyimak contoh laporan singkat hasil penelitian ilmiah
  •  Peserta didik menyimak guru yang menerangkan tentang ketelitian dan ketepatan dalam pengukuran
Menanya
  • Diskusi kelompok cara membaca skala mistar, jangka sorong, mikrometer, neraca pegas, dan neraca lengan
  • Diskusi kelas prinsip ketelitian dan ketepatan pengukuran serta aturan angka penting
Mencoba
  • Setiap peserta didik menggunakan mistar, jangka sorong, mikrometer, neraca pegas, dan neraca lengan
  • Praktik berkelompok mengukur masa jenis kerikil
Mengasosiasi
  • Peserta didik dapat mengolah data berdasarkan jenis variable
  • Peserta didik dapat menyimpulkan data yang di dapat
Mengomunikasikan
  • Membuat laporan tertulis tentang pengukuran yang didapat














100 menit
Penutup
  • Mengingat kembali pelajaran yang sudah terjadi dikelas
  • Bermain games agar peserta didik tidak merasa bosen dan tetap bersemangat dalam pelajaran fisika
  • Memberikan kesimpulan pelajaran yang didapat di kelas




20 menit

Pertemuan Kedua
Rincian Kegiatan
Waktu
Pendahuluan
  • Mengingat pembelajaran yang kemarin dilakukan
  • Melaksanakan proses tanya jawab dengan bermain games tentang pelajaran yang kemarin dilakukan
  •  Membahas kesalahan yang terjadi pada pembuatan laporan 



15 menit
Kegiatan Inti
Mengamati
  • Menyimak peragaan masing-masing siswa tentang penggunaan mistar,jangka sorong, mikrometer, neraca pegas dan neraca lengan
Menanya
  • Diskusi kelas tentang kelemahan dan kelebihan dari masing-masing alat pengukuran yang ada
  • Menghitung kesalahan relatif yang di dapat dari laporan tertulis tentang pengukuran kemarin
Mengasosiasi
  • Penyimpulan kembali tentang kesalahan relatif yang di dapat dari laporan tertulis tentang pengukuran kemarin
Mengomunikasikan
  • Mempersentasikan hasil yang didapat dari laporan tertulis kemarin dan tentang pengukuran yang dilakukannya









100 menit
Penutup
  • Mengingat kembali pelajaran yang sudah terjadi dikelas
  • Bermain games agar peserta didik tidak merasa bosen dan tetap bersemangat dalam pelajaran fisika
  • Memberikan kesimpulan pelajaran yang didapat di kelas



20 menit
 



Penilaian
1.    Mekanisme dan prosedur
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui observasi kerja kelompok, kinerja presentasi, dan laporan tertulis. Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis.
2.    Aspek dan Instrumen penilaian
Instrumen observasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama pada aktivitas dalam kelompok, tanggungjawab, dan kerjasama.
Instrumen kinerja presentasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama pada aktivitas peran serta, kualitas visual presentasi, dan isi presentasi
Instrumen laporan praktik menggunakan rubrik penilaian dengan fokus utama pada kualitas visual, sistematika sajian data, kejujuran, dan jawaban pertanyaan.
Instrumen tes menggunakan tes tanya jawab yang dilakukan di kelas.

Jakarta, ..... Mei 2014
Mengetahui Kepala SMA ....                                       Guru Mata Pelajaran Fisika



..................................                                              ..................................
NIP.                                                                       NIP.

Catatan Kepala Sekolah
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................

Multiple Intelegence
Dalam teori belajar Behaviorism multiple intelegent sangat dibutuhkan untuk melihat interaksi dan respon yang terlihat dari seorang siswa, serta dapat mengamati secara langusung perubahan sikap yang terjadi kepada anak jika multiple intelegence digunakan, sehingga pengamat dapat mengukur perubahan yang terjadi tehadap siswa tersebut.
http://sidikjaricerdas-jkt.blogspot.com/

dibawah adalah gambar dari beberapa pembelajaran melalui indera yanga sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran 

http://sidikjaricerdas-jkt.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar